Mengenal Tentang Bioinformatika

Source: istockphoto.com

Sejarah Bioinformatika dimulai pada tahun 1950, ketika ahli kimia fisik Margaret Dayhoff (1925 – 1983) memelopori penggunaan komputer dalam biokimia. Antara tahun 1950 dan 1970, Dayhoff, bersama dengan fisikawan Robert S. Ledley, menemukan COMPROTEIN, program komputer lengkap untuk IBM 7090 yang dirancang untuk menentukan struktur utama protein menggunakan data pengurutan peptida Edman.

Bioinformatika merupakan disiplin ilmu yang berkembang pesat. Dalam waktu 45 tahun, tepatnya pada tahun 1995, Institute for Genomic Research atau Lembaga Penelitian Genomic yang dipimpin oleh ahli genetika J. Craig Venter berhasil mengurutkan urutan genom lengkap organisme independen pertama (virus influenza Haemophilus).

Tahun 2000 hingga 2010 merupakan periode munculnya sekuensing generasi kedua (dikenal juga dengan sebutan Next-Generasi-Sequencing atau NGS), yang dimulai dengan teknologi pirosequencing “454”. Teknologi ini memungkinkan ribuan hingga jutaan molekul DNA diurutkan dalam satu mesin yang dijalankan. Era sekarang merupakan era munculnya para peneliti yang mengkhususkan diri pada bidang bioinformatika.

 

Sebagaimana dikutip dalam buku “Introduction to Bioinformatics” karya Anna Tramontano, Bioinformatika merupakan disiplin ilmu yang relatif “muda” yang melibatkan penggunaan alat informatika untuk menangkap, menyimpan, dan menganalisis data biologis. Kutipan lain dari buku “Angewandte Bioinformatik” karya Paul M. Selzer, Richard J. Marhöfer dan Oliver Koch Bioinformatika adalah ilmu muda yang berakar pada biologi, biokimia, kedokteran, dan Farmasi pada akhir tahun 1990an dan awal tahun 1990an. .

Jadi apa yang dimaksud Ana Tramontano dengan “data biologis”? Data biologi di sini mengacu pada data yang diperoleh dari makhluk hidup. Bisa berupa DNA manusia, atau bahkan pada kasus COVID-19 bisa berupa protein virus yang kemudian bisa dijadikan calon vaksin.

 

Penerapan Bioinformatika

Dibutuhkan banyak ilmuwan untuk memahami kehidupan. Ahli biologi, ahli kimia, ahli fisika, ahli biokimia, ahli biologi molekuler, dll. Namun setiap disiplin ilmu pengetahuan alam memerlukan ahli bioinformatika.

Jurusan bioinformatika meliputi bidang-bidang berikut:

  • Biologi Molekuler

Contoh penerapan bioinformatika dalam biologi molekuler adalah pengumpulan, penataan, dan analisis rangkaian DNA dan protein.

  • Diagnosa

Contoh penggunaan bioinformatika dalam diagnostik kesehatan adalah para peneliti mengembangkan algoritma untuk meningkatkan diagnosis dan prognosis. Sistem ini menggunakan teknologi microarray DNA untuk menggabungkan diagnostik klinis dan genetik.

Selain penerapan bioinformatika di atas, bioinformatika juga dapat diterapkan pada:

  • Biologi
  • Kimia
  • Farmasi
  • Desain obat
  • Peralatan Laboratorium
  • Perangkat lunak
  • Manufaktur peralatan
  • Dan lain-lain

 

Source: